Rabu, 21 Januari 2015

Ekonomi Koperasi Tugas 11 Tantangan dan peluang MEA 2015

Nama : DickyPutra Pradana
Kelas : 2EA18
NPM : 12213426




Tantangan dan Peluang Koperasi dalam menghadapi ASEAN (MEA) 2015
1. Latar Belakang
Masih banyak pertanyaan tentang jalan menuju masyarakat ekonomi ASEAN 2015. Manila, (Analisa). Negara-negara anggota ASEAN (Perhimpunan Negara Asia Tenggara) cukup komit untuk merealisasikan apa yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) per 2015 dengan potensi masing-masing untuk tumbuh dan kesiapannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang melingkupi proses pembentukan AEC tersebut. Integrasi ASEAN menjadi isu penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja, khususnya oleh Pilipina, kata analis yang juga mitra pelaksana dan CEO, perusahaan audit, perpajakan dan jasa konsultan Management Association of the Philippines.
Isu itu terangkat pada P&A CEO Business Forum tentang “Jalan Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: Dengan Memaksimalkan Peluang dan Menghadapi Tantangan” 23 Oktober lalu. Analisis tadi mengatakan, integrasi ASEAN berimplikasi sangat luas yang mempengaruhi tidak hanya kehidupan rakyat Pilipina tapi juga sekitar 600 juta rakyat negara. Asia Tenggara. Deputi Sekjen ASEAN, Dr. Lim Hong Hin sebelumnya mengatakan, usaha menuju sebuah masyarakat ekonomi terpadu sebenarnya sudah dimulai sejak dini di tahun 1992. Kita sangat senang mendengar bahwa berdasarkan catatan yang digunakan untuk memonitor kemajuan yang dicapai berbagai negara berbeda, ternyata semuanya komit terhadap integrasi ASEAN, dan melaksanakan segala sesuatunya dengan baik dengan mematuhi segala ketentuan, termasuk oleh Pilipina.
2. Permasalahan
– Apa siap bersaing dalam masyarakat terpadu?
– Bagaimana dunia bisnis akan terpengaruh bila tahun 2015 tiba?
– Apa yang bisa mereka perbuat untuk memaksimalkan peluang yang tersedia?
– Bagaimana mengatasi semua konsekuensi yang tidak dikehendaki?
– Apakah semua negara, terutama Pilipina siap bersaing di dalam sebuah masyarakat terpadu?
3. Methode Penulisan
Kalimantan Barat untuk dapat memiliki pandangan yang optimis dalam melihat tantangan dan peluang yang ada dari Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya saing dan nilai tambah atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat kehilangan perannya di kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di kawasan tanpa memperoleh keutungan yang maksimal.
Oleh karena itu, program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif, dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi ASEAN. Ubah Segmentasi Ekonomi Masyarakat ASEAN 2015 jadi Sebuah Peluang. Jakarta, MADINA): Asosiasi Kosmetik Indonesia siap menghadapi tantangan era masyarakat ekonomi ASEAN-Cina pada 2015 pada sektor kosmetik dan jamu. Dalam menghadapi era tantangan masyarakat ekonomi ASEAN 2015, pihaknya akan banyak sekali menjual jasa, dalam bentuk spa, dan salon dari dalam negeri. Industri kecil dan menengah (IKM) baik industri jamu dan kosmetik sudah siap bersaing, telah menjadi pemenang, menjadi nyonya, dan tuan rumah di negara sendiri, kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Kosmetik Indonesia (Ketum Perkosmi) Dra Nuning S Barwa Apt MBA kepada wartawan usai acara Pembukaan Pameran dan Workshop Produk Industri Kosmetik dan Jamu di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (11/10). Acara ini dibuka langsung Menteri Perindustrian (Menperin) Ir Mohamad Sulaeman Hidayat SE.
Menurut Nuning, Asosiasi Perkosmi juga telah mempersiapkan anggota “anggotanya
untuk menyiapkan tenaga-tenaga skill (terampil) dan profesional pada industri kosmetik agar kalau ada peluang kerja di luar negeri atau di Negara Filipina sebagai salah satu negara tren kosmetik di wilayah ASEAN, tenaga kosmetik dari Indonesia bisa diterima kerja di negara luar.
 Asosiasi Perkosmi akan menyiapkan industri kecil terutama industri rumah tangga kecil dan menengah, yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), agar mampu mengikuti aturan kosmetik di tingkat ASEAN. Menjadi pelaku ekonomi global. Integrasi ekonomi dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha nasional (BUMN, swasta, koperasi, dan UKM). Pemahaman bahwa pelaku usaha Indonesia lebih perlu fokus hanya pada pasar domestik di tengah membesarnya kelas menengah nasional hanya akan mengurangi pemanfaatan potensi terbukanya pasar ASEAN. Integrasi kawasan atau regionalisasi juga memberikan peluang usaha, pasar,basis produksi dan investasi pagi pelaku usaha nasional di tingkat regional. Seminar “Pengembangan Kewirausahaan Perempuan Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015”. Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) telah dilengkapi dengan Cetak Biru (Blueprint) yang mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi yang akan ditempuh melalui implementasi berbagai komitmen yang rinci dengan sasaran dan target waktu yang jelas.
KEA mempunyai empat karakteristik utama yakni mewujudkan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi setara, dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global. Dalam menghadapi pembentukan KEA, salah satu kerja sama yang dikembangkan ASEAN adalah pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Salah satu dasar pertimbangannya adalah bahwa UKM mencakup sekitar 90% dari keseluruhan perusahaan di ASEAN. ASEAN telah mengesahkan ASEAN Policy Blueprint for SMEs Development 2004-2014, yang bertujuan untuk menjamin adanya transformasi UKM ASEAN yang memiliki daya saing, dinamis, dan inovatif.
Bagi Indonesia, UKM memiliki peran dan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. Menurut data BPS, pada 2009 UKM menyumbang sekitar 53.3% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Kebanyakan UKM tersebut bergerak di sektor pertanian, perdagangan, industri, dan keuangan. Yang mengesankan, peran perempuan dalam pengembangan UKM Indonesia ternyata sangat signifikan. Sebagaimana dilaporkan MasterCard baru-baru ini, pertumbuhan UKM yang dimiliki perempuan di Indonesia ternyata berada di peringkat ke tiga tertinggi di Asia Pasifik. Hal ini tentunya merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan, terutama di tengah upaya Pemerintah mendorong kewirausahaan sebagai salah satu sektor penggerak aktivitas ekonomi. Provinsi Sumatra Barat, Hadapi Ekonomi Global Sumbar Perkuat Lokal.Asean Economic Community tahun 2015. Ketua DPD RI Irman Gusman melakukan serangkaian kegiatan di Sumatera Barat, setelah peresmian pemberian nama jalan simpang Duku-BIM, jalan Mr. Sutan Moh. Rasyid. Di hari yang sama, sorenya melakukan pencerahan seminar dihadapan kalangan pengusaha dan pelaku ekonomi Sumatera Barat di Auditorium Gubernuran, Kamis (28/2). Hadir dalam kesempatan tersebut wakil gubernur Muslim Kasim, Forokpinda Sumbar, kepala SKPD terkait, staf ahli gubernur bidang SDM dan kemasyarakatan, Surya Budhi, staf ahli gubernur bidang keuangan dan ekonomi, Kabiro Ekonomi, Kabiro Humas, Irwan.
Wakil gubernur Muslim Kasim dalam kesempatan tersebut menyampaikan, menghadapi tantangan Asean Economic Community tahun 2015, kita mesti mampu mengimplentasikan pembangunan berbasis potensi lokal, serta berupaya meningkatkan daya saing dalam kancah ekonomi global. Siap tidak siap kondisi mesti kita sikapi secara arif dan bijaksana dengan memperkuat basis ekonomi UKM menumbuhkan semangat kecintaan terhadap produksi sendiri.
Keunggulan UMKM dibandingkan usaha besar antara lain: (Nagel 2012)
1) Inovasi teknologi mudah dilakukan dalam upaya pengembangan produk.
2) Hubungan kemanusiaan yang akrab terjalin dalam usaha kecil.
3) Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapan tenaga kerja cukup tinggi.
4) Memilik fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
5) Terdapat manajerial yang dinamis dan peran kewirausahaan.
Dari keunggulan-keunggulan tersebut, yang paling menonjol adalah adanya kemampuan penyerapan tenaga kerja. UMKM lebih fleksibel daripada USB (Unit Skala Besar). Hal ini terjadi karena pengambilan keputusan dan inovasi pada USB sering terhambat oleh birokrasi yang kaku. Peran Strategik UMKM. UMKM memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian riil Indonesia. UMKM berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data dari BPS 2012 menunjukkan bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia tahun 2011 sebesar 56,6% dan menyerap 97% dari tenaga kerja nasional. UMKM juga berkontribusi dalam penambahan devisa negara dalam bentuk penerimaan ekspor sebesar 27.700 milyar dan menciptakan peranan 4,86% terhadap total ekspor (Yoga, 2011 dalam Nagel 2012). Kontribusi UMKM terhadap devisa negara tersebut jauh lebih kecil daripada kontribusi usaha besar, sehingga UMKM lebih diberdayakan.
UMKM juga berperan dalam pembentukan investasi nasional. Investasi UMKM mengalami peningkatan dari waktu ke waktu selama periode 2000 – 2011. Berdasarkan laporan statistik usaha kecil menengah pada berbagai edisi antara tahun 2000-2011, dapat diketahui bahwa tahun 2000 investasi UMKM sebesar Rp 133,08 triliun dan meningkat menjadi Rp 275,27 triliun pada tahun 2005. Selain itu UMKM juga berkontribusi dalam upaya pemerataan pendapatan masyarakat Indonesia. Eksistensi UMKM dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat yang berkecimpung di sektor UMKM baik sebagai pemilik usaha maupun sebagai karyawan. (Lantum et.al , 2012 dalam Nagel 2012)
4. Kandungan Teori Keilmuan
penerapan teori Ekonomi Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: memperkuat sinergi ASEAN 2008 ‎Economic development teori ekonomi mikro Selain itu cetak biru MEA yang menggambarkan road map menuju pasar tunggal dan basis produksi.


5. Hasil yang diharapkan
– Analisis komprehensif terkait posisi dan kesiapan Indonesia menghadapi MEA 2015 terhadap kepentingan kedaulatan pangan dan kesejahteraan rakyat, khususnya petani dan nelayan.
– Dokumen rekomendasi yang akan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat RI.
6. Upaya mengatasi masalah
Upaya-upaya perluasan kesempatan kerja harus terus dilakukan, di dunia usaha bisa berupa tersedianya kesempatan kerja di sektor usaha formal, usaha informal, hingga bekerja mandiri sebagai wirausaha.
7. Kesimpulan
Beberapa tantangan MEA, seperti lapangan tenaga kerja yang ada di Indonesia hanya akan menaikkan angka pengangguran itu sendiri, karena tidak berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia, khususnya buruh yang tidak memiliki sertifikasi pendidikan seperti buruh-buruh yang didatangkan dari China, bahkan Vietnam yang tidak lebih baik tingkat kesejahteraan pekerjanya dari Indonesia. Bila Indonesia tidak siap, maka aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan modal, terlihat sebagai ancaman daripada peluang. Tantangan lainnya adalah jurang horizontal antara negara dengan kelas ekonomi maju dan yang masih menengah dan maju. Jurang vertikal antara negara yang demokratis liberal dan masih otoriter. Bagaimana kita membangun komunitas kalau nilai-nilai yang menjadi pengikat berbeda dan taraf kehidupan berbeda. ASEAN Economic Community yang dibentuk dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita mengharapkan dengan terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara negara ASEAN ini sangat penting. Tantangan Indonesia ke depan adalah mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya. Semoga seluruh masyarakat Indonesia kita ini bisa membantu untuk mewujudkan kehidupan ekonomi dan sosial yang layak agar kita bisa segera mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.
Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global. Menuju tahun 2015 tidaklah lama, Sudah siapkah kita akan Tantangan dan peluang bagi kalangan profesional muda kita/mahasiswa untuk tidak terbengong-bengong menyaksikan lalu-lalang tenaga asing di wilayah kita?. Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya saing dan nilai tambah atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat kehilangan perannya di kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di kawasan tanpa memperoleh keutungan yang maksimal.
8. Saran
Jika Indonesia mampu mengantisipasi, pengaruh liberalisasi akan mengarah pada efisiensi pasar jasa. Dampaknya adalah pilihan bagi konsumen meningkat, produktivitas meningkat, serta persaingan yang lebih sehat di dorong. Pencapaian MEA dilakukan melalui empat tahapan strategis, meliputi : pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan perekonomian global. Menghadapi tantangan itu HIPMI mulai menyiapkan sejumlah langkah menghadapi persaingan ekonomi pada 2020. “Indonesia harus menjadi pemain dalam komunitas ekonomi ASEAN,” kata Oktohari. Untuk menghadapi itu semua, paparnya, mulai saat ini HIPMI telah mengambil sejumlah langkah antara lain menyiapkan dan memberikan mentoring pada pengusaha pemula agar mampu menghadapi persaingan baik di dalam negeri, kawasan dan global. Selain itu, katanya, HIPMI juga memberikan perhatian pada pengusaha-pengusaha lokal atau di daerah agar dapat mengembangkan usahanya sekaligus memperluas pasar produksi barang-barang mereka. Program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif, dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi ASEAN.
9. Daftar Pustaka
14/10/2012http://suarajakarta.com/2012/10/14/kesiapan-masyarakat-indonesia-menuju-masyarakat-ekonomi-asean-2015/
http://dimastidano.wordpress.com/2012/11/28/masyarakat-ekonomi-asean-2015-peluang- atau-14ancaman/
http://ekbis.sindonews.com/read/2012/11/26/39/691517/menjadi-pelaku-ekonomi-global.
http://hminews.com/opini/tantangan-indonesia-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean-mea-2015/
http://kabarbisnis.com/read/2832872
http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1054&l=id
http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1377&l=id
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/31/84452/jalan_menuju_masyarakat_ekonomi_ asean_2015/#.USzG9KUa6AN (diakses Sabtu 2 Maret 2013; 22.42) http://www.beritasatu.com/asia/41368-masyarakat-ekonomi-tunggal-asean-2015.html
http://www.madina.co.id/index.php/ekonomi/9659-ubah-segmentasi-ekonomi-masyarakat-asean-2015-jadi-sebuah peluang
http://www.padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=42699
http://www.uksw.edu/id.php/info/detail/type/fokus/stamp/1355915296/title/tantangan-dan- peluang-indonesia-hadapi-asean-economic-community-di-seminar-feb