Kelas : 2EA18
NPM : 12213426
Tantangan dan Peluang
Koperasi dalam menghadapi ASEAN (MEA) 2015
1. Latar Belakang
Masih
banyak pertanyaan tentang jalan menuju masyarakat ekonomi ASEAN 2015. Manila,
(Analisa). Negara-negara anggota ASEAN (Perhimpunan Negara Asia Tenggara) cukup
komit untuk merealisasikan apa yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) per
2015 dengan potensi masing-masing untuk tumbuh dan kesiapannya dalam menghadapi
berbagai tantangan yang melingkupi proses pembentukan AEC tersebut. Integrasi
ASEAN menjadi isu penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja, khususnya oleh
Pilipina, kata analis yang juga mitra pelaksana dan CEO, perusahaan audit,
perpajakan dan jasa konsultan Management Association of the Philippines.
Isu
itu terangkat pada P&A CEO Business Forum tentang “Jalan Menuju Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015: Dengan Memaksimalkan Peluang dan Menghadapi Tantangan” 23
Oktober lalu. Analisis tadi mengatakan, integrasi ASEAN berimplikasi sangat
luas yang mempengaruhi tidak hanya kehidupan rakyat Pilipina tapi juga sekitar
600 juta rakyat negara. Asia Tenggara. Deputi Sekjen ASEAN, Dr. Lim Hong Hin
sebelumnya mengatakan, usaha menuju sebuah masyarakat ekonomi terpadu
sebenarnya sudah dimulai sejak dini di tahun 1992. Kita sangat senang mendengar
bahwa berdasarkan catatan yang digunakan untuk memonitor kemajuan yang dicapai
berbagai negara berbeda, ternyata semuanya komit terhadap integrasi ASEAN, dan
melaksanakan segala sesuatunya dengan baik dengan mematuhi segala ketentuan,
termasuk oleh Pilipina.
2. Permasalahan
– Apa siap bersaing dalam masyarakat terpadu?
– Bagaimana dunia bisnis akan terpengaruh bila tahun 2015 tiba?
– Apa yang bisa mereka perbuat untuk memaksimalkan peluang yang tersedia?
– Bagaimana mengatasi semua konsekuensi yang tidak dikehendaki?
– Apakah semua negara, terutama Pilipina siap bersaing di dalam sebuah masyarakat terpadu?
– Bagaimana dunia bisnis akan terpengaruh bila tahun 2015 tiba?
– Apa yang bisa mereka perbuat untuk memaksimalkan peluang yang tersedia?
– Bagaimana mengatasi semua konsekuensi yang tidak dikehendaki?
– Apakah semua negara, terutama Pilipina siap bersaing di dalam sebuah masyarakat terpadu?
3. Methode Penulisan
Kalimantan Barat untuk dapat
memiliki pandangan yang optimis dalam melihat tantangan dan peluang yang ada
dari Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang
Pengkajian Sumberdaya UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya
saing dan nilai tambah atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat
kehilangan perannya di kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di
kawasan tanpa memperoleh keutungan yang maksimal.
Oleh karena itu, program
kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting untuk
memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif, dan kreatif,
serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi ASEAN. Ubah
Segmentasi Ekonomi Masyarakat ASEAN 2015 jadi Sebuah Peluang. Jakarta, MADINA):
Asosiasi Kosmetik Indonesia siap menghadapi tantangan era masyarakat ekonomi
ASEAN-Cina pada 2015 pada sektor kosmetik dan jamu. Dalam menghadapi era
tantangan masyarakat ekonomi ASEAN 2015, pihaknya akan banyak sekali menjual
jasa, dalam bentuk spa, dan salon dari dalam negeri. Industri kecil dan
menengah (IKM) baik industri jamu dan kosmetik sudah siap bersaing, telah
menjadi pemenang, menjadi nyonya, dan tuan rumah di negara sendiri, kata Ketua
Umum Asosiasi Perusahaan Kosmetik Indonesia (Ketum Perkosmi) Dra Nuning S Barwa
Apt MBA kepada wartawan usai acara Pembukaan Pameran dan Workshop Produk
Industri Kosmetik dan Jamu di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin),
kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (11/10). Acara ini dibuka langsung
Menteri Perindustrian (Menperin) Ir Mohamad Sulaeman Hidayat SE.
Menurut Nuning, Asosiasi Perkosmi juga telah mempersiapkan anggota “anggotanya
untuk menyiapkan tenaga-tenaga skill (terampil) dan profesional pada industri kosmetik agar kalau ada peluang kerja di luar negeri atau di Negara Filipina sebagai salah satu negara tren kosmetik di wilayah ASEAN, tenaga kosmetik dari Indonesia bisa diterima kerja di negara luar.
Menurut Nuning, Asosiasi Perkosmi juga telah mempersiapkan anggota “anggotanya
untuk menyiapkan tenaga-tenaga skill (terampil) dan profesional pada industri kosmetik agar kalau ada peluang kerja di luar negeri atau di Negara Filipina sebagai salah satu negara tren kosmetik di wilayah ASEAN, tenaga kosmetik dari Indonesia bisa diterima kerja di negara luar.
Asosiasi Perkosmi akan menyiapkan industri
kecil terutama industri rumah tangga kecil dan menengah, yakni Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM), agar mampu mengikuti aturan kosmetik di tingkat
ASEAN. Menjadi pelaku ekonomi global. Integrasi ekonomi dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha
nasional (BUMN, swasta, koperasi, dan UKM). Pemahaman bahwa pelaku usaha
Indonesia lebih perlu fokus hanya pada pasar domestik di tengah membesarnya
kelas menengah nasional hanya akan mengurangi pemanfaatan potensi terbukanya
pasar ASEAN. Integrasi kawasan atau regionalisasi juga memberikan peluang
usaha, pasar,basis produksi dan investasi pagi pelaku usaha nasional di tingkat
regional. Seminar “Pengembangan Kewirausahaan Perempuan Menghadapi Komunitas
Ekonomi ASEAN 2015”. Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) telah dilengkapi dengan
Cetak Biru (Blueprint) yang mengidentifikasi langkah-langkah integrasi ekonomi
yang akan ditempuh melalui implementasi berbagai komitmen yang rinci dengan
sasaran dan target waktu yang jelas.
KEA mempunyai empat
karakteristik utama yakni mewujudkan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis
produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan
ekonomi setara, dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global. Dalam
menghadapi pembentukan KEA, salah satu kerja sama yang dikembangkan ASEAN
adalah pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Salah satu dasar
pertimbangannya adalah bahwa UKM mencakup sekitar 90% dari keseluruhan perusahaan
di ASEAN. ASEAN telah mengesahkan ASEAN Policy Blueprint for SMEs Development
2004-2014, yang bertujuan untuk menjamin adanya transformasi UKM ASEAN yang
memiliki daya saing, dinamis, dan inovatif.
Bagi Indonesia, UKM memiliki
peran dan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. Menurut data BPS,
pada 2009 UKM menyumbang sekitar 53.3% dari total Pendapatan Domestik Bruto
(PDB). Kebanyakan UKM tersebut bergerak di sektor pertanian, perdagangan,
industri, dan keuangan. Yang mengesankan, peran perempuan dalam pengembangan
UKM Indonesia ternyata sangat signifikan. Sebagaimana dilaporkan MasterCard
baru-baru ini, pertumbuhan UKM yang dimiliki perempuan di Indonesia ternyata
berada di peringkat ke tiga tertinggi di Asia Pasifik. Hal ini tentunya merupakan
suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan, terutama di tengah upaya
Pemerintah mendorong kewirausahaan sebagai salah satu sektor penggerak
aktivitas ekonomi. Provinsi Sumatra Barat, Hadapi Ekonomi Global Sumbar Perkuat
Lokal.Asean Economic Community tahun 2015. Ketua DPD RI Irman Gusman melakukan
serangkaian kegiatan di Sumatera Barat, setelah peresmian pemberian nama jalan
simpang Duku-BIM, jalan Mr. Sutan Moh. Rasyid. Di hari yang sama, sorenya
melakukan pencerahan seminar dihadapan kalangan pengusaha dan pelaku ekonomi
Sumatera Barat di Auditorium Gubernuran, Kamis (28/2). Hadir dalam kesempatan
tersebut wakil gubernur Muslim Kasim, Forokpinda Sumbar, kepala SKPD terkait,
staf ahli gubernur bidang SDM dan kemasyarakatan, Surya Budhi, staf ahli gubernur
bidang keuangan dan ekonomi, Kabiro Ekonomi, Kabiro Humas, Irwan.
Wakil gubernur Muslim Kasim
dalam kesempatan tersebut menyampaikan, menghadapi tantangan Asean Economic
Community tahun 2015, kita mesti mampu mengimplentasikan pembangunan berbasis potensi
lokal, serta berupaya meningkatkan daya saing dalam kancah ekonomi global. Siap
tidak siap kondisi mesti kita sikapi secara arif dan bijaksana dengan
memperkuat basis ekonomi UKM menumbuhkan semangat kecintaan terhadap produksi
sendiri.
Keunggulan UMKM dibandingkan usaha besar antara lain: (Nagel
2012)
1) Inovasi teknologi mudah dilakukan dalam upaya pengembangan produk.
2) Hubungan kemanusiaan yang akrab terjalin dalam usaha kecil.
3) Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapan tenaga kerja cukup tinggi.
4) Memilik fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
5) Terdapat manajerial yang dinamis dan peran kewirausahaan.
1) Inovasi teknologi mudah dilakukan dalam upaya pengembangan produk.
2) Hubungan kemanusiaan yang akrab terjalin dalam usaha kecil.
3) Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapan tenaga kerja cukup tinggi.
4) Memilik fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
5) Terdapat manajerial yang dinamis dan peran kewirausahaan.
Dari keunggulan-keunggulan tersebut, yang paling menonjol adalah
adanya kemampuan penyerapan tenaga kerja. UMKM lebih fleksibel daripada USB
(Unit Skala Besar). Hal ini terjadi karena pengambilan keputusan dan inovasi
pada USB sering terhambat oleh birokrasi yang kaku. Peran Strategik UMKM. UMKM
memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian riil Indonesia. UMKM
berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data dari BPS 2012 menunjukkan
bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia tahun 2011 sebesar 56,6% dan
menyerap 97% dari tenaga kerja nasional. UMKM juga berkontribusi dalam
penambahan devisa negara dalam bentuk penerimaan ekspor sebesar 27.700 milyar
dan menciptakan peranan 4,86% terhadap total ekspor (Yoga, 2011 dalam Nagel
2012). Kontribusi UMKM terhadap devisa negara tersebut jauh lebih kecil daripada
kontribusi usaha besar, sehingga UMKM lebih diberdayakan.
UMKM juga berperan dalam
pembentukan investasi nasional. Investasi UMKM mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu selama periode 2000 – 2011. Berdasarkan laporan statistik usaha kecil
menengah pada berbagai edisi antara tahun 2000-2011, dapat diketahui bahwa
tahun 2000 investasi UMKM sebesar Rp 133,08 triliun dan meningkat menjadi Rp
275,27 triliun pada tahun 2005. Selain itu UMKM juga berkontribusi dalam upaya
pemerataan pendapatan masyarakat Indonesia. Eksistensi UMKM dapat meningkatkan
kemampuan ekonomi masyarakat yang berkecimpung di sektor UMKM baik sebagai
pemilik usaha maupun sebagai karyawan. (Lantum et.al , 2012 dalam Nagel 2012)
4. Kandungan Teori Keilmuan
penerapan teori Ekonomi Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: memperkuat sinergi ASEAN 2008 Economic development teori ekonomi mikro Selain itu cetak biru MEA yang menggambarkan road map menuju pasar tunggal dan basis produksi.
penerapan teori Ekonomi Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015: memperkuat sinergi ASEAN 2008 Economic development teori ekonomi mikro Selain itu cetak biru MEA yang menggambarkan road map menuju pasar tunggal dan basis produksi.
5. Hasil yang diharapkan
– Analisis komprehensif terkait posisi dan kesiapan
Indonesia menghadapi MEA 2015 terhadap kepentingan kedaulatan pangan dan
kesejahteraan rakyat, khususnya petani dan nelayan.
– Dokumen rekomendasi yang akan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat RI.
– Dokumen rekomendasi yang akan diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat RI.
6. Upaya mengatasi masalah
Upaya-upaya perluasan kesempatan kerja harus terus dilakukan, di dunia usaha bisa berupa tersedianya kesempatan kerja di sektor usaha formal, usaha informal, hingga bekerja mandiri sebagai wirausaha.
Upaya-upaya perluasan kesempatan kerja harus terus dilakukan, di dunia usaha bisa berupa tersedianya kesempatan kerja di sektor usaha formal, usaha informal, hingga bekerja mandiri sebagai wirausaha.
7. Kesimpulan
Beberapa tantangan MEA, seperti lapangan tenaga kerja yang
ada di Indonesia hanya akan menaikkan angka pengangguran itu sendiri, karena
tidak berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia, khususnya
buruh yang tidak memiliki sertifikasi pendidikan seperti buruh-buruh yang
didatangkan dari China, bahkan Vietnam yang tidak lebih baik tingkat
kesejahteraan pekerjanya dari Indonesia. Bila Indonesia tidak siap, maka aliran
bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan modal, terlihat
sebagai ancaman daripada peluang. Tantangan lainnya adalah jurang horizontal
antara negara dengan kelas ekonomi maju dan yang masih menengah dan maju.
Jurang vertikal antara negara yang demokratis liberal dan masih otoriter.
Bagaimana kita membangun komunitas kalau nilai-nilai yang menjadi pengikat
berbeda dan taraf kehidupan berbeda. ASEAN Economic Community yang dibentuk
dengan misi menjadikan perekonomian di ASEAN menjadi lebih baik serta mampu
bersaing dengan Negara-negara yang perekonomiannya lebih maju dibandingkan
dengan kondisi Negara ASEAN saat ini. Selain itu juga dengan terwujudnya ASEAN
Community yang dimana di dalamnya terdapat AEC, dapat menjadikan posisi ASEAN
menjadi lebih strategis di kancah Internasional, kita mengharapkan dengan
terwujudnya komunitas masyarakat ekonomi ASEAN ini dapat membuka mata semua
pihak, sehingga terjadi suatu dialog antar sektor yang dimana nantinya juga
saling melengkapi diantara para stakeholder sektor ekonomi di Negara negara
ASEAN ini sangat penting. Tantangan Indonesia ke depan adalah mewujudkan
perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya. Semoga seluruh
masyarakat Indonesia kita ini bisa membantu untuk mewujudkan kehidupan ekonomi
dan sosial yang layak agar kita bisa segera mewujudkan masyarakat ekonomi ASEAN
tahun 2015.
Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global. Menuju tahun 2015 tidaklah lama, Sudah siapkah kita akan Tantangan dan peluang bagi kalangan profesional muda kita/mahasiswa untuk tidak terbengong-bengong menyaksikan lalu-lalang tenaga asing di wilayah kita?. Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya saing dan nilai tambah atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat kehilangan perannya di kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di kawasan tanpa memperoleh keutungan yang maksimal.
Peluang yang sudah terbuka ini, kalau tidak segera dimanfaatkan, kita akan tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus bergulir. Kita harus segera berbenah diri untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang kompetitif dan berkulitas global. Menuju tahun 2015 tidaklah lama, Sudah siapkah kita akan Tantangan dan peluang bagi kalangan profesional muda kita/mahasiswa untuk tidak terbengong-bengong menyaksikan lalu-lalang tenaga asing di wilayah kita?. Bapak I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya saing dan nilai tambah atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat kehilangan perannya di kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di kawasan tanpa memperoleh keutungan yang maksimal.
8. Saran
Jika Indonesia mampu mengantisipasi, pengaruh liberalisasi akan mengarah pada efisiensi pasar jasa. Dampaknya adalah pilihan bagi konsumen meningkat, produktivitas meningkat, serta persaingan yang lebih sehat di dorong. Pencapaian MEA dilakukan melalui empat tahapan strategis, meliputi : pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan perekonomian global. Menghadapi tantangan itu HIPMI mulai menyiapkan sejumlah langkah menghadapi persaingan ekonomi pada 2020. “Indonesia harus menjadi pemain dalam komunitas ekonomi ASEAN,” kata Oktohari. Untuk menghadapi itu semua, paparnya, mulai saat ini HIPMI telah mengambil sejumlah langkah antara lain menyiapkan dan memberikan mentoring pada pengusaha pemula agar mampu menghadapi persaingan baik di dalam negeri, kawasan dan global. Selain itu, katanya, HIPMI juga memberikan perhatian pada pengusaha-pengusaha lokal atau di daerah agar dapat mengembangkan usahanya sekaligus memperluas pasar produksi barang-barang mereka. Program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif, dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi ASEAN.
Jika Indonesia mampu mengantisipasi, pengaruh liberalisasi akan mengarah pada efisiensi pasar jasa. Dampaknya adalah pilihan bagi konsumen meningkat, produktivitas meningkat, serta persaingan yang lebih sehat di dorong. Pencapaian MEA dilakukan melalui empat tahapan strategis, meliputi : pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi dengan perekonomian global. Menghadapi tantangan itu HIPMI mulai menyiapkan sejumlah langkah menghadapi persaingan ekonomi pada 2020. “Indonesia harus menjadi pemain dalam komunitas ekonomi ASEAN,” kata Oktohari. Untuk menghadapi itu semua, paparnya, mulai saat ini HIPMI telah mengambil sejumlah langkah antara lain menyiapkan dan memberikan mentoring pada pengusaha pemula agar mampu menghadapi persaingan baik di dalam negeri, kawasan dan global. Selain itu, katanya, HIPMI juga memberikan perhatian pada pengusaha-pengusaha lokal atau di daerah agar dapat mengembangkan usahanya sekaligus memperluas pasar produksi barang-barang mereka. Program kebijakan penguatan daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UKM nasional yang berdaya saing tinggi, inovatif, dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari Komunitas Ekonomi ASEAN.
9. Daftar Pustaka
14/10/2012http://suarajakarta.com/2012/10/14/kesiapan-masyarakat-indonesia-menuju-masyarakat-ekonomi-asean-2015/
14/10/2012http://suarajakarta.com/2012/10/14/kesiapan-masyarakat-indonesia-menuju-masyarakat-ekonomi-asean-2015/
http://dimastidano.wordpress.com/2012/11/28/masyarakat-ekonomi-asean-2015-peluang-
atau-14ancaman/
http://ekbis.sindonews.com/read/2012/11/26/39/691517/menjadi-pelaku-ekonomi-global.
http://hminews.com/opini/tantangan-indonesia-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean-mea-2015/
http://kabarbisnis.com/read/2832872
http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1054&l=id
http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1377&l=id
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/10/31/84452/jalan_menuju_masyarakat_ekonomi_
asean_2015/#.USzG9KUa6AN (diakses Sabtu 2 Maret 2013; 22.42)
http://www.beritasatu.com/asia/41368-masyarakat-ekonomi-tunggal-asean-2015.html
http://www.madina.co.id/index.php/ekonomi/9659-ubah-segmentasi-ekonomi-masyarakat-asean-2015-jadi-sebuah
peluang
http://www.padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=42699
http://www.uksw.edu/id.php/info/detail/type/fokus/stamp/1355915296/title/tantangan-dan-
peluang-indonesia-hadapi-asean-economic-community-di-seminar-feb